JAKARTA—Pemerintah Provinsi NTB meminta Kementerian Pariwisata tidak pilih kasih dalam mengembangan pariwisata di Indonesia. Pasalnya dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) NTB ditetapkan bersama dengan Bali dan NTT dalam Koridor Lima yang dijadikan lumbung pangan dan gerbang pariwisata nasional.
Namun, meski statusnya sebagai gerbang pariwisata, kebijakan pembangunan pariwisata di NTB masih sangat jauh dibanding daerah lain terutama Bali.
"Kami minta jangan hanya Bali yang dibangun, kami juga di NTB membutuhkan itu,’’ ujar Kadis Budpar NTB L Gita Aryadi dalam acara Promosi Wisata dan Investasi bertajuk Sumbawa The Essence op Paradise di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta, Kamis (22/3).
Dijelaskan, sudah saatnya kini pemerintah pusat mengembangkan potensi wisata lain di luar Bali. Harusnya tambah Gita, kebijakan pembangunan pariwisata nasional harus menempatkan Bali sebagai destinasi utama, dalam artian sebagai tujuan yang eksklusif dengan pasar yang spesifik.
Bukan lagi sebagai destinasi wisata massal yang murah meriah seperti awal 90-an dulu. Hal ini, lanjutnya, untuk menjaga citra pariwisata Bali sendiri dan memberikan peluang bagi daerah lain untuk berkembang.
‘’Jadi sudah saatnya kini Bali menjadi lokasi wisata eksklusif, biarlah kami di luar Bali yang menjadi lokasi wisata massal yang murah agar kami bisa berkembang,’’ imbuhnya.
Karena itu kini Gita mengharapkan agar kebijakan pembangunan infrastruktur wisata harus dikembangkan secara merata berdasarkan potensi yang dimiliki. Bukan menumpukkan pembangunan disatu lokasi.
‘’Kalau semuanya dibangun di Bali, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat Bali akan padat dan macet dimana-mana yang merugikan citra wisatanya,’’ imbuh Gita.
Dicontohkan, sejumlah hal yang harus dimiliki untuk menjadikan NTB sebagai gerbang wisata nasional antara lain peningkatan infrastruktur yang memungkinkan aksesibilitas dari dan menuju NTB. Seperti pembangunan jalan, peningkatan kapasitas pelabuhan laut, udara dan lainnya.
‘’Kalau sarananya sudah memadai, semuanya bisa terjangkau. Tidak seperti sekarang tiket Jakarta-Mataram saja masih tinggi,’’ imbuhnya.
Terkait hal ini Sekjen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wardiyatmo mengapresiasi pandangan tersebut. Menurutnya kedepan pengembangan pariwisata di NTB akan diupayakan lebih baik. Namun kebijakan tersebut tidak semuanya diputuskan di Kementerian Pariwisata, tapi harus dikoordinasikan dengan kementerian terkait.
‘’Seperti mengenai penerbangan tadi harus dikoordinasikan dengan kementerian perhubungan,’’ ujarnya.(zul/jpnn)
Namun, meski statusnya sebagai gerbang pariwisata, kebijakan pembangunan pariwisata di NTB masih sangat jauh dibanding daerah lain terutama Bali.
"Kami minta jangan hanya Bali yang dibangun, kami juga di NTB membutuhkan itu,’’ ujar Kadis Budpar NTB L Gita Aryadi dalam acara Promosi Wisata dan Investasi bertajuk Sumbawa The Essence op Paradise di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta, Kamis (22/3).
Dijelaskan, sudah saatnya kini pemerintah pusat mengembangkan potensi wisata lain di luar Bali. Harusnya tambah Gita, kebijakan pembangunan pariwisata nasional harus menempatkan Bali sebagai destinasi utama, dalam artian sebagai tujuan yang eksklusif dengan pasar yang spesifik.
Bukan lagi sebagai destinasi wisata massal yang murah meriah seperti awal 90-an dulu. Hal ini, lanjutnya, untuk menjaga citra pariwisata Bali sendiri dan memberikan peluang bagi daerah lain untuk berkembang.
‘’Jadi sudah saatnya kini Bali menjadi lokasi wisata eksklusif, biarlah kami di luar Bali yang menjadi lokasi wisata massal yang murah agar kami bisa berkembang,’’ imbuhnya.
Karena itu kini Gita mengharapkan agar kebijakan pembangunan infrastruktur wisata harus dikembangkan secara merata berdasarkan potensi yang dimiliki. Bukan menumpukkan pembangunan disatu lokasi.
‘’Kalau semuanya dibangun di Bali, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat Bali akan padat dan macet dimana-mana yang merugikan citra wisatanya,’’ imbuh Gita.
Dicontohkan, sejumlah hal yang harus dimiliki untuk menjadikan NTB sebagai gerbang wisata nasional antara lain peningkatan infrastruktur yang memungkinkan aksesibilitas dari dan menuju NTB. Seperti pembangunan jalan, peningkatan kapasitas pelabuhan laut, udara dan lainnya.
‘’Kalau sarananya sudah memadai, semuanya bisa terjangkau. Tidak seperti sekarang tiket Jakarta-Mataram saja masih tinggi,’’ imbuhnya.
Terkait hal ini Sekjen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wardiyatmo mengapresiasi pandangan tersebut. Menurutnya kedepan pengembangan pariwisata di NTB akan diupayakan lebih baik. Namun kebijakan tersebut tidak semuanya diputuskan di Kementerian Pariwisata, tapi harus dikoordinasikan dengan kementerian terkait.
‘’Seperti mengenai penerbangan tadi harus dikoordinasikan dengan kementerian perhubungan,’’ ujarnya.(zul/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar