Orang yang yakin akan kebenaran sesuatu akan ikhlas melaksanakan segala keputusan, serta istiqomah mewujudkannya. Dengan prinsip perjuangan ini Ayahanda berhasil melewati berbagai rintangan dalam perjuangan sehingga beliau dapat menyaksikan perkembangan amal usaha Nahdlatul Wathan, khususnya lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan yang pada akhir hayat beliau sudah berjumlah 700 dan sekarang sudah lebih 900 buah. Hal ini yang harus kita syukuri. Coba bayangkan bila Nahdlatul Wathan tidak ada maka banyak di antara kita ini yang tidak akan dapat mengenyam pendidikan. Silahkan bertanya kepada warga NW dan Pulau Lombok yang lahir pada tahun 60-an dan 70-an bahkan mereka yang berusia sekolah ditahun 80-an.
Pada tahun 80-an lembaga pendidikan pemerintah tingkat SLTP baru hanya ada pada tingkat kecamatan, itu pun jumlahnya baru hanya satu buah. Sementara lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan dalam bentuk Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Wathan sudah berdiri di beberapa desa pada wilayah satu kecamatan. Hal ini tidak terlepas dari komitmen dan motivasi yang diberikan oleh Ayahanda Al-Magfurlah Maulana Syaikh kepada para abituren dan pencinta Nahdlatul Wathan sebagaimana termaktub dalam Wasiat Renungan Masa yang berbunyi:
Buka madrasah desa dan dasan
Agar tersebar ajaran Tuhan
Ikatan Pelajar, PG aktifkan
Himmah, Pemuda terus tonjolkan.
Nahdlatul Wathan pusakamu sendiri
Dilahirkan Tuhan di Lombok ini
Ciptaan Sasak Selaparang asli
Wajib dibela sampai akhirati
Pelita NTB bertambah terangnya
Karena NW lahir padanya
Berpartisipasi dengan megahnya
Membela Agama, Nusa dan Bangsa
Kalau anakda memang setia
Tentulah seturut dan bersedia
Menegakkan NW ciptaan ayahda
Bersama menolak iblis yang nyata
Nahdlatul Wathan ciptaan ayahda
Ku amanatkan kepada anakda
Dipelihara dan terus dibina
dan dikembangkan di Nusantara
Asas NW jangan diubah
Sepanjang masa sepanjang sanah
Sunnah Jamaah dalam aqidah
Mazhab Syafi’i dalam syari’ah
Wajiblah `nakda banyak bersyukur
Atas NW mu nan maju teratur
Menyebarkan ilmu dan amal mabrur
Secara terang, secara jujur
Kebersamaan Sebagai Pengungkit Kesuksesan
Kita warga Nahdlatul Wathan tidak ingin di cap kafir nikmat. Oleh karena itu, seharusnya prinsip-prinsip perjuangan Nahdlatul Wathan harus kita wujudkan dengan segala daya dan upaya. Sebagai pengurus Organisasi Nahlatul Wathan saya sangat menyadari bahwa dalam meneruskan misi perjuangan Nahdlatul Wathan masih cukup banyak kekurangan. Ini tentunya akan terus kita perbaiki, lengkapi, dan sempurnakan. Supaya dapat kita sempurnakan dengan cepat, tepat dan berkualitas maka perlu adanya kebersamaan, kekompakan, dan kesatuan gerak langkah dan kesatuan komando.
Sebagai implementasi dari semua ini maka doktrin perjuangan Nahdlatul Wathan SAMI’NA WA ATHA’NA ( siap dipimpin dan siap memimpin-red) harus kita tegakkan. Lebih-lebih dalam menyikapi perkembangan terakhir dalam Organisasi Nahdlatul Wathan. Kita harus bekerja sama. Yang pintar silahkan bekerja dengan akalnya dan yang kuat fisiknya menjadi pelaksana dilapangan. Karena teori saja tidak bisa mengubah keadaan harus di dukung pelaksana yang tekun dan siap bekerja keras. Karena itu kita harus kompak untuk mengamankan dan melaksanakan garis kebijakan pimpinan. Jadilah yang terbaik pada posisi kita masing-masing. Semua kita punya peran untuk memajukan amal usaha Nahdlatul Wathan.
Sebagai pimpinan lembaga pendidikan, laksanakanlah tugas dengan santun, aspiratif, inovatif, dan kreatif. Sebagai guru mengajarlah dengan profesional, tekun, disiplin dan penuh keikhlasan serta loyal pada pimpinan. Sebagai murid belajarlah dengan tekun dan rajin agar cita-cita dan harapan orang tua menjadi kenyataan. Renungkanlah Wasiat Maulana Syaikh:
Sudah masanya `nakda berbakti
Membela NW sepenuh hati
Memelihara NW sepenuh bukti
Menanam jiwa disiplin sejati
Mari bersatu di satu barisan
Janganlah suka berkeliaran
Tetap bersatu bersama ikhwan
Menurut Pimpinan Nahdlatul Wathan
Tetapkan dirimu bersama ikhwan
Bersama pembela Nahdlatul Wathan
Janganlah selalu mendengar ocehan
Suara orang di pinggir jalan
Kalau anakku masih mengaku
Bahwa NW Organisasimu
Pastilah nakku taat seribu
Menurut imam kompak selalu
Banyaklah orang tidak mengerti
Pada tugasnya berorganisasi
Dipermainkan orang sehari-hari
Akhirnya ia jadi ampibi
Adapula yang sangat panatik
Hanya selalu ingin ngeritik
Membela pahamnya yang sangat picik
Akhirnya banyak kejungking balik
Ada pula yang sangat ganjil
Selalu memakai politik kancil
Lidahnya manis buktinya nihil
Hantam kromopokoknya hasil
Hadirin Hadirat, Anak-Anakku Yang Tercinta
Satu hal juga yang perlu anak-anaku ingat bahwa dengan selesainya anak-anakku pada satu jenjang lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan maka anak-anakku telah tercatat sebagai abituren Nahdlatul Wathan. Dalam norms Nahdlatul Wathan setiap abituren diberikan satu kewajiban untuk memberikan amal abituren setiap HULTAH NWDI diselenggarakan. Anak-anakku harus ingat itu. Amal abituren ini kita pergunakan untuk menyukseskan dan mengembangkan amal usaha dan perjuangan Nahdlatul Wathan. Anak-anakku juga harus terus ingat akan bai’at yang telah diikrarkan selama menempuh pendidikan pada lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan. Setiap santri lembaga Nahdlatul Wathan pasti sudah pernah dibai’at. Bai’at tersebut bukan hanya sekedar pemanis bibir tetapi harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan pribadi, keluarga dan bermasyarakat. Jangan sampai bai’at diiingkari dan dilanggar karena sangat bahaya dunia akhirat. Renungkanlah wasiat Maulana Syaikh:
Dulu banyak yang kami bai’at
Waktu ijazah dan nerima thareqat
Sanggup membela selama hayat
Sehidup semati sampai akhirat
Tapi sekarang jarang kulihat
Menepati janji, menepati bai’at
Apakah masih ada yang ingat
Ataukah sudah dibuang di “Erat”
Melanggar bai’at melanggar perintah
Melanggar iqrar melanggar perintah
Tidak perduli hubungan musnah
Tidak perduli Qur`an dan Sunnah
Khianat sumpah khianat bai’at
Sangat bahaya dunia akhirat
Banyak terbukti banyak terlihat
Imannya mati taqwanya melarat
Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi untuk kesuksesan penyelenggaraan pendidikan NW khususnya para pemangku kepentingan di Pondok Pesantren Munirul Arifin NW Praya disampaikan ucapan terima kasih dan jazakumullahu khairan katsiro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar